rajinbanget.com

Media untuk berbagi informasi menarik dan bermanfaat, seo, dunia digital,otomotif, tips dan trik, berita dan bacaan masa kini

Monday, March 19, 2018

Google Doodle Update Untuk Rayakan Ultah Usmar Ismail Yang Ke 97, Siapa Sosok Tersebut ?

      Monday, March 19, 2018
Google Doodle Update Untuk Rayakan Ultah Usmar Ismail Yang Ke 97, Siapa Sosok Tersebut ?

rajinbanget.com - Google Doodle edisi Selasa (20/3/2018) kali ini merayakan ulang tahun ke-97 Usmar Ismail, dalam ilustrasi vintage lelaki berkacamata dengan suatu kamera perekam .

Mungkin sekilas nama Usmar Ismail tersiar familiar. Terlebih untuk kamu yang bermukim di Jakarta, namanya pun menjadi di antara gedung (Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail) yang tempatnya ada di area Jl H.R.Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Ya, Usmar Ismail ialah sosok yang dapat dibilang paling dominan di industri film Indonesia. Bapak Film Nasional, begitu panggilan bekennya. Usmar di sepanjang kariernya, sudah mengerjakan lebih dari 30 film di Tanah Air.

Salah satu karyanya yang begitu fenomenal di jagat sinema lokal ialah film dengan judul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi, 1950).

Darah dan Doa adalahadaptasi dari kisah pendek karya Sitor Situmorang. Kisahnya sendiri mengisahkan Sudarto, seorang guru yang terseret revolusi jasmani dalam periode eksodus TNI dari Yogayakarta ke Jawa Barat pada 1948. Film ini bahkan dinamakan sebagai tonggak hidupnya industri film Indonesia.

Berkat film tersebut juga, Presiden B.J. Habibie dengan Dewan Film Nasional memutuskan Hari Film Nasional menurut hari kesatu syuting Darah dan Doa.

Butuh masa-masa lama untuk Usmar Ismail sampai akhirnya mempunyai karier gemilang di dunia perfilman.

Untuk diketahui, Usmar pernah bersekolah HIS, MULO-B, AMS-A II Yogyakarta. Ia melanjutkan studi dengan mendapat  B.A. di bidang sinematografi dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat pada 1952.

Ketika masa pendudukan Jepang, usmar bergabung ke Pusat Kebudayaan. Di ketika itu, ia menegakkan klub Sandiwara Penggemar Maya dengan sejumlah tokoh seni, laksana El Hakim, Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, Sudjojono, H.B. Jassin dan masih tidak sedikit lagi.

Semasa mudanya, Usmar aktif menjadi pengurus lembaga teater dan film. Beberapa organisasi pun telah ia ikuti, ia sempat menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN).

BMPN lah yang kesudahannya mendorong pemerintah menyusun "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada 1967. Di samping itu, Usmar pun dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bareng Djamaluddin Malik dan semua pengusaha film lainnya. Lalu, ia menjadi ketuanya semenjak 1954 hingga 1965.
logoblog

Thanks for reading

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment